Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar Laailaaha illallaahu Allaahu Akbar, Allaahu Akbar walillaahil-hamdu. Gema takbir berkumandang sejak maghrib kemarin di seantero Desa Lengkong. Begitu pula dengan pengeras suara yang ada di atas Masjid Al-Ukhuwwah di Kompleks GBA Barat. Perayaan Hari Raya Idul Adha 1442 H kali ini jatuh pada tanggal 20 Juli 2021, masih dalam suasana pandemi akibat Covid-19.
Wabah kali ini pun begitu luar biasa karena Indonesia mengalami serangan kedua dengan munculnya varian delta. Pemerintah pun terpaksa mengeluarkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat. Prosedur kesehatan makin diperketat dari yang awalnya hanya 3M (Mencuci Tangan, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak) menjadi 5 M (ditambah Mengurangi Mobilitas dan Menghindari Kerumunan).
Meski demikian, antusias umat Muslim di lingkungan Kompleks GBA Barat untuk meneladani kisah Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. tidaklah mengendur. Pak Syarif Hidayat, S.T.In., Ketua DKM Al-Ukhuwwah mengatakan, "Alhamdulillah, jumlah muqarib di lingkungan masjid bertambah. Jika tahun lalu ada 9 sapi dan 8 kambing, tahun ini mengalami peningkatan menjadi 10 sapi dan 10 kambing."
Berkenaan dengan wabah pandemi ini, Pak Dede. A. Hamid, S.Pd. MM, Ketua RW 14 Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, memberikan penjelasan, "Program yang dilakukan oleh kami pada dasarnya hanya mendukung dan meneruskan program Pemerintah Pusat sampai dengan Pemerintah Desa. Kami tidak pernah bosan-bosannya mengingatkan kepada warga dan DKM agar prokes ini tidak boleh diabaikan."
"Kami melakukan penyemprotan desinfektan secara berkala ke semua rumah dan juga membantu warga yang sedang melaksanakan isoman seperti memberikan bantuan pangan serta koordinasi dengan pihak pemangku kesehatan," lanjutnya. Untuk tempat penyembelihan hewan kurban di lingkungan masjid, panitia membuat batas agar warga tidak bisa masuk. Setiap panitia juga diberi hand sanitizer per orang dan wajib memakai masker.
"Hand sanitizer itu harus dimasukkan ke dalam saku, dipakai sesering mungkin agar tangan benar-benar bersih," jelas Pak Syarif. "Di sini juga ada 9 tempat kerja dengan jarak tertentu agar tidak berkerumun. Masing-masing panitia sudah ditetapkan per bagiannya dan tidak saling berpindah tempat. Fokus saja pada tanggung jawabnya masing-masing," lanjutnya.
Mengenal Alat Perebah Sapi Buatan DKM Al-Ukhuwwah
Ada satu hal yang unik pada prosesi penyembelihan hewan kurban kali ini di lingkugan Masjid Al-Ukhuwwah Kompleks GBA Barat, yaitu penggunaan alat perebah sapi. Alat ini mirip dengan kandang sapi berukuran kecil tetapi memiliki roda di sisi kanan dengan keseluruhan komponen terbuat dari besi. Setelah diperhatikan dengan seksama, inilah alat bantu untuk merebahkan sapi, menyembelih, dan membawanya untuk dicacah.
Alat ini dibuat atas dasar pemikiran bahwa selama ini sapi yang akan direbahkan dengan cara tradisional cenderung menyakitkan dan potensi kecelakaan bagi orang yang membantu merebahkan juga besar. Sosok itu sendiri pernah mengalami sendiri bagaimana kakinya terinjak oleh kaki sapi dan rasanya begitu menyakitkan. Begitu pula dengan panitia kurban yang cenderung akan berbeda orang, pastinya akan berbeda pengalaman.
Pak Syarif dan timnya kemudian mencari alat tersebut sesuai kebutuhan, hingga sampai berdiskusi dengan ahli pembuat alat dari Yogyakarta. Hasil dari diskusi dan pencarian itu, akhirnya ditemukanlah model yang kini sudah bisa dipakai. Pembuatannya dikerjakan sendiri yang menghabiskan dana 4 juta rupiah dengan menggunakan besi-besi bekas pagar milik masjid.
Prosedur pemakaian dari alat perebah sapi buatan DKM Al-Ukhuwwah adalah sebagai berikut: 1). Sapi dimasukkan ke dalam alat perebah; 2). Pasang pengunci; 30. Ikat badan dan kaki sapi; 4). Setelah ikatannya kuat, lepas pengunci; 5). Turunkan perebah, lalu bawa sapi ke tempat penyembelihan; 6). Alat perebah kedua sudah dipasang saat sapi pertama disembelih. Terakhir, sapi yang sudah disembelih bisa dibawa langsung ke tempat pengulitan tanpa diangkat.
Dengan begitu, pengerjaan menjatuhkan/merebahkan sapi yang biasanya dilakukan secara tradisional memerlukan waktu 20-30 menit, kini setelah menggunakan alat perebah sapi ternyata hanya membutuhkan waktu sekira 15 menitan saja. Itu pun termasuk mudahnya memindahkan sapi dari tempat penyembelihan ke tempat pengulitan. Orang yang terlibat dalam proses merebahkan sapi pun tidak begitu banyak.
Dari 10 ekor sapi dan 10 ekor kambing yang disembelih pada Hari Raya Idul Adha 1442 H kali ini, diperkirakan bakal ada 1.354,4 kg daging yang akan dibagikan kepada 1.059 warga. Seperti kata pepatah, apa yang kita berikan akan kembali, apa yang kita tanam akan tumbuh, dan apa yang kita korbankan akan berbuah pahala. Semoga Allah Swt. melimpahkan cinta Nabi Ibrahim as. ke dalam diri kita semua sampai akhir hayat. Amin.[]
0 Comments