Ramadhan Masa Kecil: Berburu Obat Bekas

Ramadhan Masa Kecil | One DOA | Obat Bekas

Dulu, dia memiliki tetangga yang juga adalah kakak kelasnya yang bernama Kak Aris (sebut saja begitu). Selain senior, Kak Aris juga memiliki tubuh tinggi besar. Selain segan dengan perawakannya itu, ia juga pernah berbuat baik. Rumahnya berada di tepi laut, namanya bedeng. Pernah saat Aswi kecil masih benar-benar kecil bermain di tepi pantai, lalu diajak untuk menyeberang ke salah satu pulau kecil, ya menurut saja.

Ternyata, di tengah perjalanan, dia tenggelam. Air sudah masuk ke dalam tenggorokan. Tangannya menggapai-gapai entah mencari pegangan yang tidak pernah ada. Sampai di titik bahwa dirinya sudah tidak akan hidup lebih lama lagi, ada tangan yang menariknya ke atas. Setelah agak sadar, barulah dia mengetahui bahwa orang yang menolongnya adalah Kak Aris.

Kedalaman air laut menuju ke pulau kecil yang hanya berjarak sekira 50 meter itu sebenarnya hanya sekepala. Tapi namanya orang panik, ya jadi tenggelam. Sementara bagi Kak Aris, kedalamannya hanya sebatas dadanya. Proses menyeberang dilanjutkan, tetapi dua orang yang terbilang jangkung membawa sebatang bambu. Aswi kecil dan anak-anak yang merasa pendek tinggal bergantungan di bambu itu.

Pada suatu hari, Kak Aris mengumpulkan anak-anak kecil yang tinggal di Jl. Ketel. Intinya adalah ... mereka semua diminta untuk mencari obat bekas yang ditemukan di tong sampah. Tidak perlu tahu kondisinya bagaimana atau tanggal kadaluarsanya kapan. Pokoknya cari obat bekas lalu dikumpulkan. Bisa jadi Aswi kecil mau membantunya sebagai rasa terima kasih, sekaligus penasaran.

Satu plastik penuh didapatkannya dan langsung diserahkan ke Kak Aris. Olehnya, obat-obat itu dipilah-pilah lagi. Obat berbentuk sirup langsung dibuang, begitu pula dengan obat berbentuk kapsul atau tablet yang sudah terbuka. Obat yang masih tersimpan rapi dalam rencengan dikumpulkan. Hingga kemudian datanglan bapak-bapak muda dengan tas selempang besar dan bertopi seperti Pak Tino Sidin.

Ia biasa dipanggil Si Ompong, keturunan Tionghoa. Tugasnya adalah memilah-milah obat yang diserahkan Kak Aris. Memeriksa tanggal kadaluarsa, lalu menggunting potongan renceng yang tidak rapi. Untuk obat-obatan ringan seperti obat panas atau flu langsung dibuang, tapi kalau obat-obatan penyakit berat yang langka seperti obat jantung dan sejenisnya ya disimpan. Taklama, Kak Aris pun mendapatkan sejumlah uang.

Setelah perhitungan yang tidak pernah diketahuinya, Aswi kecil pun mendapatkan uang yang terbilang besar. Dia begitu bahagia bahwa hanya dengan mencari obat bekas, dia bisa mendapatkan uang. Ibunda juga ternyata beberapa kali didatangi Si Ompong. Beliau menyerahkan sisa obat darah tinggi dan obat-obatan tak terpakai lainnya, dan sebagai gantinya Si Ompong memberinya sejumlah uang.[]

#OneDOA #HariKe12 #BloggerBDGxRamadhan #KOMBESmenulis

Post a Comment

0 Comments