Ramadhan Masa Kecil: Menu Sehat

Ramadhan Masa Kecil | Menu Sehat | Aswi Kecil

Aswi kecil sudah divonis memiliki penyakit asma sejak lahir. Konon katanya ini karena pas lahir, dirinya banyak meminum ketuban yang pecah. Entahlah, tetapi penyakit itu sudah menemaninya hingga sekarang. Dari SD sampai SMA, dia berlangganan masuk rumah sakit untuk dirawat atau hanya sekadar disuntik/dinebu agar sesaknya menghilang. Perih, tapi ya begitulah kehidupannya.

Sekira kelas 2 SD, teman sekolah yang sama-sama mengidap asma, meninggal. Dunia seakan runtuh. Dia merasa bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Tidak heran kalau setiap usianya bertambah, dia bersyukur dengan nikmat hidup yang diterimanya. SD, SMP, SMA, hingga diberi kenikmatan bisa mencicipi bangku kuliah. Pada masa terakhir ini, dia pernah dicoba dengan penyakit berat, saat semester tujuh.

Perutnya mengembung, tetapi tubuhnya kurus. Badan lemas, tidak bisa buang air besar. Dari pusernya, keluar cairan yang bau. Pada momen ini, dia berdoa, "Kalau memang hari ini tugasku selesai, ambillah nyawaku. Tapi kalau masih ada kesempatan, hidupkan aku sampai bisa menikah." Tanpa menunggu lama dan merasa hidupnya tidak akan lama lagi, sosok itu nekat berangkat ke Jakarta sendirian.

Di Bandung tidak ada keluarga. Kalau ada kawan, bingung bagaimana cara membantunya. Hingga akhirnya, jerangkong hidup itu sampai di depan rumahnya di Kelapa Gading. Kedua orangtuanya sudah pasti terkejut. Singkat cerita, dia dirawat sebulan lebih di RS Islam Jakarta dari bulan Sya'ban sampai bulan Syawal. Otomatis bulan Ramadhan terlewat tanpa pernah berpuasa.

Dia hanya bisa menangis penuh penyesalan karena gaya hidupnya yang tidak sehat selama berkuliah. Sering begadang dan sering mengonsumsi mie instan, serta kurang minum air putih. Efeknya, usus 12 jari harus dipotong entah berapa jari. Setelah sembuh, sosok itu bertekad untuk mengubah gaya hidupnya. Rajin minum air putih dan jadi gemar berolahraga hingga sekarang.

Aswi kecil suka sekali dengan menu-menu sederhana yang telah disiapkan oleh ibundanya. Meski hanya nasi anget ditambah taburan parutan kelapa dan garam, terasa begitu nikmat. Di lain hari, dia pun hanya makan nasi anget dengan ikan goreng yang dibeli atau didapatkan dari nelayan setempat. Kesehariannya memang terlihat seperti kekurangan ya, tetapi baginya tidak ada kesusahan hidup saat masih kecil.

Apa yang diingatnya saat kecil dulu, selalu menyenangkan dan always happy. Apalagi di bulan Ramadhan. Menu-menu berbuka yang terhidang di meja makan selalu penuh dan bikin kangen. Ada tempe, bakwan, tahu, perkedel, telor, terkadang ikan atau ayam, dan tentu saja sirup dengan aneka warna. Oya, Aswi kecil selalu suka kalau disuruh ke Koperasi Pegawai untuk mengambil beberapa bahan sembako.

Cukup naik sepeda melewati Jl. Kondensor dan Jl. Tenaga Uap, atau sesekali melewati Jl. Turbin yang rumahnya terlihat besar-besar. Di koperasi, dia akan memberikan catatan yang sudah dituliskan oleh ibundanya. Mie instan, kecap, gula, minyak, sirup, dan kadang beras langsung masuk ke dalam keranjang sepedanya. Tidak lupa, dia juga membeli gorengan yang berada di samping koperasi untuk menu berbuka.

Jika mengingat masa kecil dahulu, baginya semua makanan yang masuk melalui mulutnya adalah menu sehat yang sudah dipilihkan oleh ibundanya. Belum ditambah kue-kuean seperti kue pancong, kue pepe, jalabia, plus untuk menu berbuka tentu saja ada es buah, putu mayang, dan kolak pisang biji salak. Begitu pula dengan menu tambahan buah-buahan seperti pisang dan pepaya.

Kalau sekarang sih, ada banyak menu sehat yang bisa dicari di internet. Bahkan, sudah ada buku Jurus Sehat Rasulullah karangan dr. Zaidul Akbar. Termasuk beberapa buku turunannya seperti Ramadhan JSR dan Resep Sehat JSR. Semua itu bisa didapatkan dengan mudah di Toko Online Buku JSR Official, lho. Cus aja kalau mau ceki-ceki.[]

#OneDOA #HariKe3 #BloggerBDGxRamadhan #KOMBESmenulis

Post a Comment

0 Comments