Kamis, 23 Juni 2022. Hari yang istimewa, paling ditunggu oleh keluarga kecil khususnya bagi anak sulung kami. Pengumuman SBMPTN atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri insya Allah akan diumumkan pada pukul tiga sore nanti. Ini hari besar bagi Bintan atau biasa dipanggil Kak Bin karena akan menentukan masa depannya, apakah bisa berkuliah di PTN pilihannya tahun ini atau tidak.
Persiapan untuk kuliah tidak hanya ditentukan oleh diterima atau tidak diterima PTN, tetapi juga perangkat pendukungnya. Misalnya saja kalau diterima di Unpad, apakah nanti mau indekos atau tetap di rumah? Rencana pembuatan SIM C agar mobilitas anak bisa nyaman dan aman selama ngampus. Plus tentu saja pengadaan printer dan laptop yang mumpuni sesuai dengan kebutuhan dan zamannya.
Kak Bin pernah merajuk saat dirinya masih di pesantren, "Bi, nanti kalo aku kuliah, syukur-syukur di PTN, tolong beliin laptop ya." Saat itu saya hanya memandangnya, lalu berkata perlahan, "Insya Allah." Baru saja saya menghembuskan nafas panjang, Kak Bin berkata lagi, "Pokoknya ... laptopnya harus bisa touchscreen, ada pulpennya, dan gak terlalu gedhe jadi gak ribet dibawa-bawa."
"Laptopnya beneran buat kuliah atau buat main-main?" tanya saya kemudian. "Abi maaah, masa laptopnya buat kuliah terus?" Bibir Kak Bin manyun. "Abi juga kan kalo di rumah kadang-kadang suka main game di laptop. Gak papa dong kalau aku sesekali main game atau nonton film," lanjutnya. "Ya gak papa sih. Tapi beneran loh, hanya sesekali main game dan nonton film," tegas saya memastikan. Kak Bin pun mengangguk.
Laptop yang Cocok untuk Gen Z
Entah kebetulan atau memang pihak ASUS yang tahu saja maunya Kak Bin, pada hari Sabtu (18/6) kemarin, saya dan kawan-kawan Komunitas Blogger Bandung diundang untuk mengenal salah satu produk laptop terbaru yang akan launching di akhir bulan Juni ini. Spesifikasi laptop tersebut ternyata sebagian besar adalah yang diminta oleh Kak Bin di atas. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Cocok ini mah.
Dunia sudah bergerak lebih maju. Saya sebagai anak Gen X tidak bisa disamakan dengan istri yang tergolong anak Gen Y atau Milenial, dan jelas makin berbeda dengan Kak Bin yang merupakan anak Gen Z. Apalagi dengan anak-anak Gen Alpha yang sejak balita saja sudah gape banget bermain smartphone meski hanya nonton YouTube. Pokoknya tinggal geser-geser jari, hiburan dan informasi langsung terserap begitu saja.
Itu semua jelas sudah ditelaah oleh ASUS berdasarkan surveinya yang menyatakan bahwa 61% pengguna laptop di Indonesia senang menonton video. 49% pengguna laptop adalah pengguna media sosial, senang mendengarkan musik, dan gemar belanja online. Apakah laptop itu hanya untuk main dan hiburan saja? Tentu tidak. Laptop masih digunakan untuk presentasi (45%), melakukan video call (45%), dan sering dipakai meeting online (40%).
Berdasarkan data di atas, tentu dibutuhkan laptop yang pas. Ada gak? Ada. ASUS Vivobook Slate 13 OLED yang diperkenalkan oleh Kang Firman dan Teh Oline di Hotel Holiday Inn Pasteur kemarin adalah laptop yang memenuhi semua kebutuhan Kak Bin. Target laptop ini adalah pekerja yang masih terbilang Gen X atau Milenial tetapi memiliki gaya hidup terkini, termasuk para Gen Z dan Gen Alpha yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa.
Tagline ASUS Vivobook Slate 13 OLED pun keren, yaitu Your PC, Your OLED TV. Kebayang, kan? Laptop ini bisa jadi PC tetapi di waktu yang bersamaan juga bisa jadi TV OLED. Artinya, untuk bekerja dan untuk hiburan bisa banget dilakukan. Buat calon mahasiswi seperti Kak Bin sudah pasti cocok lah karena laptop ini bisa difungsikan sebagai tablet, kamera, atau hanya sebagai bioskop mobile.
Laptop Vivobook 13 Slate OLED (T3300) sudah menggunakan sistem operasi terbaru yaitu Windows 11. Sistem operasi ini jelas sudah sangat dikenal oleh Kak Bin sehingga saat menggunakannya nanti tidak akan menemui kendala yang berarti. Windows 11 pada laptop ini dijamin original dan dirancang untuk pekerjaan hybrid, bisa dilakukan di mana saja. Sistem ini aman karena dapat melindungi data dan mencegah akses ilegal.
Kelebihan ASUS Vivobook Slate 13 OLED
Secara sederhana, kelebihan ASUS Vivobook Slate 13 OLED itu ada 3 (tiga), yaitu desainnya begitu ringkas dan terkini, bisa sebagai perangkat hiburan, dan tentu saja nyaman dan asyik untuk diajak produktif. Dari desainnya yang detachable atau mudah disambung-lepas, laptop ini bisa dijadikan tablet, kamera, dan bisa diberdirikan (stand) secara landscape atau portrait.
Laptop ini mobilitasnya tinggi karena hanya memiliki berat 785 gram dengan ketebalan 7,9 mm. Keyboard maupun standing-nya bisa disambung-lepas dengan begitu mudah. Layarnya nyaman dengan ukuran 13,3" (16:9) dan berkualitas FHD OLED dengan PANTONE validated touchscreen. Layarnya juga memiliki sertifikat 100% DCI-P3 color gamut dan DisplayHDR™ True Black 500, serta suara Dolby Atmos® dengan quad speakers.
Aman, gak? Jelas aman dan mampu menjaga mata tetap sehat karena adanya sertifikat TÜV Rheinland. Sebagai tablet atau kamera, laptop ini memiliki kamera belakang 13 MP dan kamera depan 5 MP. Laptop ASUS Vivobook Slate 13 OLED pun sudah dilengkapi ASUS Pen 2.0 untuk kenyamanan kerja atau tugas kuliah. Dalemannya ada intel quad-core CPU up to 3,3 GHz, baterai 50 WHr, dan USB-C full range charging. Aslinya gak sabar menunggu laptop ini di-launching pada hari Rabu (29/6/2022) pukul 13.00 WIB di Pullman Hotel Jakarta Central Park.
Jaringan internet dijamin cepat karena adanya WiFi 6 + ASUS WiFi Master technology dan tingkat keamanan yang terjamin karena tombol login menggunakan fingerprint. Intinya, produktivitas dan entertainment bisa dilakukan secara bersamaan. ASUS Vivobook Slate 13 OLED adalah world’s first 13.3” OLED Windows detachable laptop dengan 100% DCI-P3 color gamut, up to 550 nits peak brightness, 0.2 ms response time, extremely high 1,000,000 : 1 contrast ratio, VESA DisplayHDR™ True Black 500 certified, dan 1.07 billion colors.
Kak Bin dan Perjuangannya di SBMPTN
Pada hari Kamis (23/6) kemarin, deg-degannya memang luar biasa. Setelah masa menunggu sampai pada hitungan menit menjelang pengumuman SBMPTN, makin terasa hati ini tidak tenang. Bekerja pun tidak lagi bisa fokus, hanya bia membuka laman pengumuman, lalu menghapalkan nomor peserta dan tanggal lahir Kak Bin. Hanya bisa berbisik tasbih, tahmid, tahlil, takbir, shalawat, tunduk pasrah, dan ditutup istighfar.
Perjalanan waktu pada momen ini bergerak begitu lambat. Seolah-olah bisa melihat kepakan sayap Hummingbird atau kepakan sayap lebah yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan. Masya Allah. Hati ini dikembalikan lagi pada Sang Maha Pencipta karena terus-terusan tidak tenang. Begitu mudah hati ini menerima jika nanti hasilnya lulus, tetapi bagaimana jika ternyata hanya tombol warna hijau yang menyala di depan mata?
Ya Rabb. Segala daya dan upaya telah kami kerahkan hanya untuk hari ini. Menyediakan waktu untuk berdiskusi jurusan apa dan kampus mana yang mau dipilih. Mencari dan mendaftarkan ke tempat bimbingan belajar yang semoga saja memudahkan anak kami bisa belajar dan berstrategi dengan baik. Hingga akhirnya menjemputnya di tempat ujian meski harus hujan-hujanan, lalu berdoa yang terbaik.
Allohumma inni as-aluka minal khoiri kullihi ‘aajilih wa aajilih, maa ‘alimtu minhu wa maa lam a’lam. Wa as-aluka an taj’ala kulla qodhoo-in qodhoitahu lii khoiroo. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua kebaikan yang disegerakan maupun yang ditunda, apa yang aku ketahui maupun tidak aku ketahui. Dan aku memohon kepada-Mu semua takdir yang Engkau tentukan, baik untukku.
15 menit menjelang pukul tiga sore, saya beranjak ke lantai bawah. Tubuh ini terasa berat dan hati ini makin tidak karuan saja. Saya berwudhu, lalu melangkahkan kaki ke dalam Masjid Asy-Syaamil. Saya bersimpuh. Memohon kepada Sang Maha Penguasa Takdir dan Qadar dalam shalat Hajat, dengan membaca surah An-Nashr dan Asy-Syarh. Apapun takdirnya, insya Allah itu yang terbaik buat Kak Bin dan keluarga kami.
Akhirnya, peserta atas nama Kak Bin dengan nomor peserta 222 sekian TIDAK LULUS seleksi SBMPTN LTMPT 2022. Jangan putus asa dan tetap semangat! Sedih banget pastinya membaca tulisan itu. Tidak bisa diungkapkan dengan tepat. Saya pun begitu berhati-hati dan hanya bisa memberikan pesan, "Kak ... insya Allah Kakak sudah berusaha yang terbaik. Jangan pernah menyerah dan (terus) berusaha ya." Ditambah ikon cium.
Kak Bin dan Laptop ASUS Vivobook Slate 13 OLED
Ternyata perjuangan belum selesai. Tahap SNMPTN telah lewat, begitu pula dengan SBMPTN. Dukungan dari banyak pihak mengalir deras lewat saya, istri, ataupun ke Kak Bin. Energi baru sedikit mencerahkan hati ini yang hampir saja redup. Masih ada Seleksi Mandiri meski uang masuknya bikin mata melongo. Akan tetapi ini adalah peluang. Ada pesan penguat dari seorang kawan yang juga dosen di kampus negeri.
"Hiraukan biaya-biaya itu ... yang penting masuk dulu saja. Nanti setelah masuk, banyak kesempatan beasiswa, kok. Trus nanti bisa juga mengajukan keringanan, asal setelah diterima langsung menghadap ke pihak fakultas, bisa bayar sekian persennya di muka. Sekarang juga ada program passtrack, semester 5 bisa daftar S2 langsung. Jadi 5 tahun lulus dari sini bisa langsung magister."
Strategi disusun kembali. Dua kali kegagalan kemarin bisa dijadikan pijakan mana yang harus diperbaiki dan mana yang harus dimantapkan. Kuliah bagi Kak Bin bukanlah jalan untuk membuka peluang kerja, tetapi sebagai jalan pembelajaran agar dirinya semakin kaya dan berpengalaman untuk meraih masa depan terbaiknya. Lingkungan-lingkungan baik yang sudah dipilihkannya sejak kecil harus terus bersinergi dengan lingkungan kampusnya nanti.
Bismillah. Jalan untuk kuliah di PTN masih terbuka lebar bagi Kak Bin. Sebagai orang tua, janji adalah kewajiban yang harus ditepati. Janji untuk membelikannya laptop yang akan digunakannya selepas lulus SLTA, yaitu laptop yang bisa touchscreen, ada pulpennya, dan gak terlalu gedhe jadi gak ribet dibawa-bawa. Dan pilihannya itu ternyata mengerucut pada ASUS Vivobook Slate 13 OLED (T3300) ini.[]
0 Comments