Aswi, Arti Sebuah Nama

Aswi | ITB Press

Awalnya ketidaksengajaan, hanya ingin tidak mengulang 'nama lama' yang begitu umum. "Agus!" teriak seseorang. Kebanyakan langsung menoleh, apalagi yang memiliki nama tersebut, termasuk sosok itu. Ternyata memang yang dipanggil adalah orang lain, bukan dia. Satu kali sih tidak kesal. Terlalu sering akhirnya bermuara pada kepasifan yang membuatnya enggan menoleh, sampai ada yang mencolek bagian tubuhnya. "Dipanggil tuh."

Hijrah ke kota lain kemudian membuatnya ingin mengukir sejarah baru. Memang nama lama itu adalah pemberian terindah dari kedua orang tua, tetapi dirinya ingin dianggap ada. Bandung sebagai kota kreatif kemudian memunculkan ide yang begitu cepat. Ada banyak nama 'Asep' dan 'Ujang' di Tanah Sunda, tetapi orang-orang yang menyandang nama tersebut akhirnya menyematkan 'brand' agar nama mereka tidak umum. Asroh, Astar, Ujang Pintu, dst.

Begitulah yang terjadi, ketika seseorang mengajaknya berkenalan di Gedung Serba Guna (GSG) ITB pada tahun 1994, dia pun menjawab dengan tegas, "Aswi!" Sejarah baru pun dimulai, nama itu kemudian menjadi eksklusif dan mahal. Tidak ada yang menyandang nama itu di kampus, pun di Bandung. Tidak akan ada lagi salah panggil kecuali hanya nada bercanda, "Owh, namanya mirip dengan nama jalan yang ada rel kereta apinya." Itu Laskar Wanita!

Kemudian hari, saat teknologi berkembang dan makin canggih di 31 tahun kemudian, iseng-iseng sosok itu meminta tolong dengan robot di dunia maya, "Buatkan kata-kata beserta artinya yang mengandung kata 'aswi' di dalamnya." Jawaban sang AI membuat matanya membesar dan mulutnya menganga. Dalam bahasa Sansekerta/Arab, 'aswi' bisa ditafsirkan sebagai “yang murni, yang tulus”. Hah?! Dalam bahasa Sunda, 'ngaswi' bisa berarti “ngasuh/ngasih wejangan”.

Aswi | Blogger BDG

Ini serius? Makin ke bawah ternyata makin wah juga maknanya. 'Kaswi' bisa dimaknai sebagai “kehangatan” atau “kasih sayang yang tulus”. 'Maswi' bisa ditafsirkan sebagai “teman yang setia” atau “seseorang yang memberi penerangan”. 'Naswi' yang berakar dari kata Arab berarti “pemberi nasihat, penuntun pada kebaikan”. 'Aswira' (Aswi + wira) berarti “pahlawan tulus” atau “pejuang ikhlas”. 'Praswi' (pra + aswi) berarti “yang terdepan dalam ketulusan”.

Swaswi (swa + aswi) berarti “kembali pada ketulusan diri sendiri”. Entahlah, apakah sang robot ini ingin menyenangkan dirinya atau memang berdasarkan data yang sebenarnya. Sampai akhirnya dibuatkan juga frasa kreatifnya seperti 'Aswi Rasa' yang bermakna “ketulusan dalam setiap rasa”, 'Aswi Nusa' yang bermakna “tulus untuk bangsa”, 'Aswi Karya' yang bermakna “karya yang lahir dari ketulusan”, dan 'Aswi Kata' yang bermakna “tulisan yang jujur dari hati”.

Aduh, kepala ini membesar dan membuat tubuhnya terbang tinggi menembus dan melintasi awan. Terlalu tinggi pujiannya. Istighfar-istighfar-istighfar. Baiklah, lebih baik sosok itu kembali ke Bumi dan fokus pada dunianya yang sebenarnya, yaitu tetap berkarya di kepenulisan. Mengajak lebih banyak lagi orang yang mau menulis dan mengajarkan makna literasi yang sebenarnya. Soal mau menulis atau berkarya di media mana, diserahkan pada masing-masing orang.

“AswiKata” akan selalu hadir di Bandung, siap menemani untuk menjelajah dunia kata. AswiKata, menulis dari hati, menggerakkan nurani. Begitu pula “AswiKarya” yang akan menaungi segala aktivitas selain kegiatan menulis karena siapapun berhak memilih jalan hidupnya dalam berkarya. AswiKarya, karya tulus, menjejak abadi. Wallahu'alam.[]

Post a Comment

0 Comments