Sedang Apa Kau, Nak?


Memori 18 Juli 2016

Sedang apa kau, Nak?
Padahal baru semalam engkau menginap di pesantren tapi Abi sudah begitu kangeeen. Seperti ada yang hilang saat pagi ini tidak menjumpai kau di tempat tidur.

Sedang apa kau, Nak?
Semoga kau bisa terlelap semalam agar bisa menjalani aktivitas hari pertama di pesantren. Sama seperti saat kau membuka mata kalau Abi bilang, "Kaaak, bangun. Sudah subuh."

Sedang apa kau, Nak?
Tahukah kau bahwa bukan Abi saja yang kangen dan sedih. Ummi bahkan jauh lebih sedih dan menangis saat meninggalkanmu di sana. Matanya merah hingga kembali di rumah.

Sedang apa kau, Nak?
Adik juga begitu meski sehari-hari kalian berdua laksana Tom & Jerry. Ia bermimpi saat tidur selepas meninggalkan pesantren. Katanya, "Kakak kok pergi ninggalin Adik?"

Sedang apa kau, Nak?
Adik pun menangis saat selesai makan di Warung Bu Imas di Salawu. Katanya ia begitu sedih mengetahui kalian berdua tidak lagi tidur bersama untuk jangka waktu lama.

Sedang apa kau, Nak?
Masih ingat betapa sabarnya engkau mengayomi Adik. Begitu sabar meski dimarahi atau disakiti karena Adik terus minta uang jajan selama di sekolah.

Sedang apa kau, Nak?
Begitu dekat dan tanggung jawabnya engkau saat dimintai tolong menjaga Adik atau sepupu lainnya yang masih kecil. Mau membantu Abi dan Ummi dalam hal apa saja meski kadang juga suka malas.

Sedang apa kau, Nak?
Abi kangen dengan curhatan kau selama ini. Bahkan sebelum Abi pergi, kau curhatkan hal-hal yang membuat Abi tertawa. Lucu. Meski Abi tahu engkau ingin mencurahkan hal-hal lain juga.

Sedang apa kau, Nak?
Semoga kau lekas beradaptasi dan mendapatkan kawan baik yang banyak. Engkau pemalu, bahkan saat Abi Ummi pergi, kau belum berkenalan dengan satu kawan pun, sementara yang lain sudah berbaur dan asyik mengobrol.

Sedang apa kau, Nak?
Minggu depan Abi dan Ummi ke sana lagi. Membawa pesanan, "Beliin gamis yang banyak." Juga beberapa barang yang adaaa saja belum terbeli. Sabar ya, Nak. Semoga engkau diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu. Doa terbaik dari Abi dan Ummi.

Post a Comment

2 Comments

  1. Wah, terharu Bang, membaca surat pendek ini. Terbayang kerinduan ortu sama anak yang disayang. Aku juga berencana mengirim anak-anak pesantren, kayak gimana ya perasaan berjauhan dari anak dalam waktu yang lama. Beberapa hari aja kadang udah kangen berat ya. Bang Aswi cewek dua-duanya ya? Kalau aku dua cowok, semoga dikuatkan dan bisa ketemu lagi ya jd bisa berbagi cerita lagi. Bawa oleh-oleh yang banyak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, akan selalu begitu dan terus berulang. Insya Allah mereka akan menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab dan tentu saja mandiri ^_^

      Delete