Ramadhan Masa Kecil: Olahraga Saat Puasa

Ramadhan Masa Kecil | One DOA | Olahraga

Kalau diingat-ingat, masa kecilnya sudah dipenuhi dengan kegiatan olahraga. Wajar saja, ini karena energi masa kecilnya memang dihabiskan untuk kegiatan berkeringat dalam bentuk permainan yang secara tidak sadar adalah sebuah aktivitas olahraga. Setiap permainan tradisional di luar ruangan pasti berhubungan dengan lari-larian atau lompat-lompatan.

Misalnya saja gobak sodor atau galah asin. Para pemain dengan berbagai strateginya pasti harus siap untuk berlari, bagaimana pun caranya. Siapa yang cepat pasti akan mengarah pada kemenangan. Begitu pula dengan bentengan atau boy-boyan. Kerjaannya hanya diam bersiap siaga, lalu lari ketika ada kesempatan. Sangat berbeda dengan dampu yang sudah plus lompat-lompat.

Di luar itu, masih ada permainan engklek atau karet/lompat tali yang serba melompat. Semua permainan itu sering dilakukan oleh Aswi kecil di sore hari. Biasa dilakukan pada hari biasa atau di bulan Ramadhan, alias ngabuburit untuk membuang waktu menjelang maghrib. Olahraga yang biasa dilakukannya hingga sekarang adalah bersepeda keliling komplek.

Semuanya jelas dilakukan dengan senang hati dan akhirnya membentuk tubuh yang sehat. Olahraga lainnya yang tidak terlalu sering tapi sangat disukainya adalah berenang. Ini dilakukan bukan di sore hari, melainkan di pagi atau siang hari. Mengapa? Perairan yang ada di sekitar kompleknya hanyalah lautan, jadi waktu yang aman untuk berenang di laut adalah di pagi hingga siang hari.

Waktu pagi, suasana laut terbilang tenang. Tidak ada ombak besar dan hanya sekadar riak-riak kecil saja. Apalagi suasana pagi masih terasa segar. Naik perahu pun terasa tanpa hambatan apa-apa karena anginnya tidak terlalu besar. Aswi kecil biasa berenang di tepi pantai bersama anak-anak nelayan, lompat dari perahu lalu menyelam melewati beberapa perahu. Menyegarkan sekali.

Dia pernah juga berenang di tengah laut, lewat jalan setapak batu pemecah gelombang, yang rutenya harus melewati Masjid Nurul Falah, lapangan tenis, dan tentu saja penggiran area PLTU Tg. Priok. Tentang ini dia pernah menuliskannya di artikel Nge-Geng Jamaah. Lokasinya memang jauh dari mana-mana, lautnya dalam, tetapi airnya bersih dan bening. Bisa lompat pula dari batu-batu, seru sekali.

Dan kini, setelah dirinya dewasa, berolahraga saat sedang berpuasa juga tidak terlalu berat. Hanya saja ada strateginya agar tidak mengganggu puasanya, yaitu dengan mengurangi intensitasnya. Jika pada hari biasa dia bisa lari 10 kilometer hingga lebih, maka pada bulan puasa cukuplah dengan lari 5 kilometer saja. Jika pada hari biasa dia bisa lari setiap hari, maka pada bulan puasa cukuplah seminggu 2-3 kali saja. Enjoy saja.[]

#OneDOA #HariKe11 #BloggerBDGxRamadhan #KOMBESmenulis

Post a Comment

0 Comments