Pemberdayaan Pesantren Juara


Disuguhi permen di sebuah acara
Ada rasa stroberi juga rasa coklat
Dengan hadirnya Pesantren yang Juara
Kita majukan ekonomi umat di Jawa Barat

Begitulah Kang Emil, panggilan akrab Gubernur Jawa Barat, berpantun tentang acara OPOP pada hari Selasa kemarin, 3 September 2019, di The Trans Luxury Hotel. One Pesantren One Product atau disingkat OPOP adalah salah satu dari 17 program unggulan Jawa Barat yang disebut program “Pesantren Juara”.

Payung hukumnya pun sudah resmi, yaitu melalui Pergub Nomor 24 Tahun 2019 tentang One Pesantren One Product. Memang diakui kalau sebagian besar pesantren di Jawa Barat belum mampu mandiri secara ekonomi untuk membiayai kebutuhan operasional maupun pengembangan sarana dan prasarana pesantren. Guru-gurunya juga harus dibina.

Oleh karena itulah program OPOP digulirkan karena bertujuan untuk menciptakan, mengembangkan, dan memasarkan produk yang dihasilkan oleh setiap pesantren di daerah provinsi yang dapat mewujudkan kemandirian pesantren. OPOP memiliki tujuan yang mulia, yaitu diharapkan dapat menumbuhkembangkan kewirausahaan di lingkungan pesantren.

Tujuan lainnya adalah mewujudkan pesantren mempunyai usaha yang mandiri, berkelanjutan dalam jangka panjang, serta menghasilkan manfaat ekonomi bagi pesantren dan lingkungan masyarakat. Semoga saja setelah itu terjadi peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia (daya beli) dan tercapainya SDGs No. 8 (Decent Work and Economic Growth).

Mungkinkah? Mungkin saja. Tujuan jangka pendeknya sih OPOP bisa menciptakan pesantren unggulan di Jawa Barat di bidang bisnis, dan kemandirian ekonomi. Kalau jangka menengahnya OPOP mampu mendorong seluruh pesantren di Jawa Barat memiliki produk unggulan dan menciptakan kemandirian ekonomi umat, seperti blogger.


Program OPOP berjalan untuk lima tahun ke depan (2018-2019) dan setiap tahunnya ditargetkan 1000 pondok pesantren mengikuti kegiatan OPOP, sehingga akan tercapai 5000 pondok pesantren yang akan tercatat mengikuti program kegiatan ini. Mereka akan diedukasi dan didampingi dalam pengembangan usahanya.

“Ini hari yang membahagiakan. Awalnya sebuah cita-cita, dan kini ada seribu lebih pesantren yang tengah didampingi untuk mendirikan usaha mandiri dalam setahun ini. Kita ingin ekonomi umat yang titik simpulnya di pesantren, (bisa) bangkit, sehingga ekonomi Jawa Barat menjadi besar.

Selama ini pesantren mau berwirausaha, tapi mereka tidak tahu mau jual apa, modalnya dari mana, dan jualnya kemana. Oleh karena itu, lewat OPOP kita mendorong pesantren,” ujar Ridwan Kamil. Jualan takoyaki juga boleh. Dan itulah yang terjadi pada hari Selasa kemarin di Bandung.

1074 pesantren secara simbolis mendapatkan hadiah berupa Pelatihan dan Magang, Pendampingan Usaha, Temu Usaha, Bantuan Penguatan Modal Usaha Ponpes, dan Promosi Usaha. Mereka itu lolos secara profesional, independen, dan tanpa tekanan dari pihak manapun oleh para juri yang berkompeten di bidangnya masing-masing.[]

Post a Comment

0 Comments