Perjalanan Dua Sahabat

Green Book | Review Film | Donald Shirley

Review film Green Book ~ Frank 'Tony Lip' Vallelonga adalah seorang yang temperamental. Tidak mengenal rasa takut. Hidupnya penuh dengan asap rokok dan junk food. Jangan ditanya apakah ia bisa menulis atau tidak. Hidupnya terbilang berandalan. Makanya ia bingung saat diminta oleh Dolores, istrinya, untuk menulis surat selama perjalanan 8 minggunya nanti.

Sangat berbeda dengan Dr. Donald Shirley yang memiliki sifat bertolak belakang dengan Tony. Rapi, bersih, dan hidup sesuai itinerary. Ia bahkan pernah meminta Tony memundurkan mobilnya yang sudah jauh untuk memungut bekas minuman yang dibuangnya begitu saja melewati jendela. Don adalah seorang pianis ternama di Amerika pada zamannya.

Don dan Tony bersahabat sejati hingga akhir hayatnya. Mereka berdua wafat hanya selang sebulan pada 2013. Green Book adalah buku panduan bagi orang-orang negro yang ingin melakukan perjalanan ke Deep South (sebutan beberapa daerah di Amerika bagian selatan). Green Book adalah film biografi awal persahabatan mereka berdua.

Ya, Don itu negro dan Tony berdarah Italia. Don menggaji Tony untuk menjadi sopir dan asisten pribadinya. Tony awalnya tidak suka dengan orang-orang negro, bahkan di salah satu episode kehidupannya sebelum mengenal Don, gelas yang bekas diminum orang negro yang memperbaiki saluran airnya langsung dibuang begitu saja ke tong sampah.

Baca juga:
Berprestasi di Mata Allah
You're A Good Papa
Berjalan dan Beristirahatlah

Namun perjalanan selama 8 minggu ke Deep South memberikan pengalaman berharga bagi keduanya. Perilaku rasisme dialami Don berkali-kali dan Tony dengan sigap melindunginya. Hingga kemudian Tony memukul seorang polisi dan mereka berdua dipenjara. Don berkata, "Tidak semua masalah harus diselesaikan dengan kekerasan."

Don kemudian meminta haknya untuk menelpon pengacara. Ternyata yang ditelpon adalah Robert F. Kennedy (Jaksa Agung yang merupakan adik dari John F. Kennedy). Tony pun rajin menulis surat ke Dolores, meski awalnya banyak salah tulis dan kata-kata kasar. Don banyak membantunya. Menjadikannya surat romantis yang tiada duanya. Tanpa disadari, Tony bisa menulis surat dengan sangat baik.

Sosok itu mengacungkan dua jempol buat Viggo Mortensen yang menjadi Tony dan Mahershala Ali yang menjadi Don. Green Book memang keren pisan. Dalam skala 1-10, dia berani memberikan nilai 8 untuk film ini. Pintar atau cerdas itu tidak cukup, it takes courage to change people's hearts. Kurang lebih seperti itu salah satu quotes yang menempel di kepalanya.

Manusia tidak harus menjadi matahari agar bisa menerangi bumi, cukuplah menjadi lampu jalanan yang mampu memancarkan cahaya kebaikan pada mereka yang benar-benar membutuhkan penerangan sewajarnya. Bisa jadi cahaya ini terbilang redup jika dibandingkan dengan cahaya lain yang jauh lebih terang, namun ia tetap berusaha memancarkan cahayanya. Sampai pada waktunya cahaya itu harus padam selama-lamanya.[]

Post a Comment

0 Comments